Petaka Tik Tok di Penjuru Dunia, Terjang Bahaya Demi Dapat 'Like'
Liputan6.com, Beijing - Ada saja ulah anak muda dalam mencari perhatian di media sosial, bahkan tindakannya itu bisa menimbulkan risiko bagi dirinya sendiri.
Baru-baru ini, penggila media sosial dihebohkan dengan aplikasi Tik Tok, sebuah platform video online populer asal China. Tik Tok membuat penggunanya -- terutama remaja -- haus eksis demi sebuah "pengakuan".
Seperti misal kasus seorang remaja laki-laki di Hong Kong ini. Demi mendapat "like" banyak, ia rela melakukan hal yang terbilang bodoh: duduk di tepi jembatan. Demikian seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (29/6/2018).
"Aku mempertaruhkan nyawaku sendiri untuk melakukan ini, tolong tekan tombol suka!" katanya dalam video itu.
Lain halnya dengan gadis belia satu ini. Bukannya memadamkan api yang melahap lengannya, dia justru mengambil ponsel dan merekam dirinya sendiri yang terbakar. Lagi-lagi, tujuannya demi dapat "like" banyak.
"Lenganku terbakar. Menyukai videoku berarti mendoakanku agar baik-baik saja," ucap perempuan muda tersebut.
Pemuda di Hong Kong juga membuat grup khusus di Tik Tok. Di dalamnya, mereka berjanji untuk saling memberikan "like" satu sama lain.
Tik Tok memungkinkan penggunanya untuk merekam video berdurasi pendek, yaitu 15 detik. Lip sync dan tarian jari adalah beberapa klip yang paling populer.
Saksikan video pilihan berikut ini:
1 dari 2 halaman
Kasus Serupa
Lain halnya dengan perempuan satu ini. Pada tengah malam di hari Selasa, seorang wanita muda berjalan menuju Whitfield Road di Causeway Bay dan membuat video yang memperlihatkan dirinya sedang menari di depan bus yang sedang melintas.
Dia mengunggahnya ke Douyin, julukan lain Tik Tok di China, dan memicu kecaman warganet. Mereka menganggap bahwa yang dilakukannya adalah sebuah kebodohan karena telah mengabaikan keselamatan.
Ada lagi kisah lain yang berasal dari Negeri Tirai Bambu. Seorang balita berusia dua tahun yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, dilaporkan mengalami luka serius.
Bocah malang ini cedera akibat ulah konyol sang ayah yang melakukan gerakan berbahaya yang ia lihat di Tik Tok. Tanpa sengaja ia menjatuhkan buah hatinya ketika ia mencoba membalikkan tubuh sang anak 180 derajat.
Insiden nahas yang terjadi di berbagai tempat di dunia memaksa produsen Tik Tok untuk menyisipkan tombol "do not attempt" pada klip yang menampilkan adegan berbahaya.
Seorang siswi SMA berusia 15 tahun mengatakan, dia memeriksa aplikasi setiap 10 menit karena video-video lucu itu membantunya menghilangkan stres. Tetapi ketika mereka menerima komentar negatif, mereka merasa tidak bahagia. "Para pembenci pergilah" adalah kata-kata yang kerap disisipkan di profil mereka,
"Dibandingkan dengan Facebook dan Instagram, saya memiliki lebih banyak 'like' di sini," ungkap seorang gadis remaja.
Dia memposting lebih dari 650 video yang mendapatkan 35.400 like dan memiliki lebih dari 2.000 pengikut.
Tetapi Dr. Elda Chan Mei-lo, seorang supervisor di Tung Wah Group of Hospitals’ Integrated Centre on Addiction Prevention and Treatment, memperingatkan bahwa kaum muda yang mengevaluasi diri mereka sendiri melalui jumlah "like" di media sosial bisa menimbulkan risiko serius.
"Jumlah 'like' yang Anda dapat tidak menunjukan bahwa Anda adalah pribadi yang menyenangkan," kata Chan, berkaca pada kasus seorang wanita berusia 20-an yang menderita depresi setelah foto dan lukisan yang ia unggah dikritik.
Douyin atau Tik Tok meluncurkan sistem anti-kecanduan pada bulan April, yang mengingatkan penggunanya untuk beristirahat setelah menggunakan aplikasi ini selama lebih dari 1,5 jam berturut-turut.
Komentar
Posting Komentar